(Metro, 15 Desember 2024) – Dewan Kesenian Metro (DKM) kembali menghadirkan apresiasi seni melalui Gelar Budaya Metro. Kegiatan yang diselenggarakan pada Minggu malam, 15 Desember 2024, di pelataran Gedung Nuwo Budayo Metro ini menjadi puncak dari rangkaian program kerja DKM sepanjang tahun 2024. Acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya, baik yang bersifat lokal maupun modern.
Mengusung tema “Menjaga Tradisi, Merawat Kebhinekaan, Spirit Seni, untuk Masa Depan,” Gelar Budaya Metro kali ini menawarkan beragam pertunjukan menarik dari berbagai komunitas seni. Mulai dari tarian, musik band, pantomim, musikalisasi puisi, hingga dance modern dan akulturasi budaya.
Beberapa kelompok seni yang tampil dalam acara ini antara lain:
UKM IMPAS IAIN Metro Lampung yang membawakan musikalisasi puisi.
Sanggar Srikandi yang menampilkan Tari Gegala, sebuah tarian kreasi asal Kota Ngawi, Jawa Timur, yang mengandung harapan orang tua untuk anaknya agar menjadi pribadi yang berguna. Gerakan tariannya yang praktis dan dinamis menggambarkan anak-anak yang pintar, tidak nakal, serta mencerminkan harapan orang tua agar anaknya kelak menjadi individu yang bermanfaat.
UKM IMPASI UMALA Lampung yang menyajikan musik keroncong.
Sanggar Pesona Budaya yang menampilkan Begamak Gamolan. Tarian ini menggambarkan kegiatan bujang gadis Lampung yang sedang membuat alat musik Gamolan Pekhing dengan penuh suka cita, sebagai tanda kebanggaan terhadap seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Lampung. Gamolan Pekhing adalah alat musik tradisional dari bambu yang menghasilkan nada-nada indah saat dimainkan, menjadi simbol semangat masyarakat Lampung dalam melestarikan seni musik mereka.
Sanggar Kaliptra yang menyuguhkan pertunjukan pantomim.
Generation Party Dance yang menampilkan tarian modern.
Komunitas Cakau yang membacakan puisi dan melakukan musikalisasi puisi.
Teater Mentari UM Metro yang menampilkan pertunjukan musik band.
Classic Rock Army yang menyuguhkan musik klasik rock era 80-an.
Pandawa yang menampilkan musik balada dan jazz.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat ekosistem seni di Kota Metro.