Ruang Pojok

Pameran Puisi Berbahasa Lampung Resmi Dibuka: meningkatkan daya hidup bahasa lewat puisi

Bandar Lampung, 22 Oktober 2025 — Pameran Puisi Berbahasa Lampung resmi dibuka selasa kemarin (21/10) di Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung. Kegiatan yang digagas oleh Lampung Literature dan didukung oleh BPK VII Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan dalam revitalisasi bahasa Lampung melalui medium seni.

Pembukaan pameran dilakukan oleh Risna Intiza, SH., MH. selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, dan Dr. Fitrianita Damhuri, S.STP., M.Si Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Lampung. Acara ini dihadiri kurang lebih 100 peserta dari kalangan seniman, penyair, akademisi, mahasiswa, serta masyarakat umum.

Iskandar, Ketua Lampung Literature menjelaskan, Pameran yang mengusung tema “Menatap Bahasa, Mempertahankan Budaya” ini menampilkan 80 puisi karya penyair nasional yang diterjemahkan ke dalam bahasa Lampung dalam berbagai dialek oleh para penyair sekaligus penutur jati. Setiap karya disajikan secara visual dengan desain artistik yang menghadirkan pertemuan antara teks, tipografi, dan ruang estetika.

Selain pembukaan resmi, acara turut dimeriahkan oleh empat pembacaan puisi berbahasa Lampung dan penampilan gitar klasik Lampung, yang mempertegas keindahan bunyi dan irama bahasa ibu dalam format pertunjukan.

Dalam sambutannya, Risna Intiza menegaskan pentingnya sinergi antara komunitas dan pemerintah dalam menjaga eksistensi bahasa daerah.

“Bahasa daerah adalah fondasi kebudayaan. Kegiatan seperti ini bukan sekadar perayaan, tapi juga pernyataan tentang pentingnya menjaga identitas dan kebanggaan kita sebagai orang Lampung,” ujarnya.

Sementara itu, Fitria menilai pameran ini menjadi wujud nyata bahwa bahasa Lampung memiliki ruang hidup di tengah masyarakat modern. Ia juga mengundang seluruh komunitas sastra untuk menjalin kerja sama dengan Perpusda untuk membangun sastra di Lampung.

“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan teks, tapi ruang hidup bagi bahasa dan gagasan. Puisi-puisi yang dipamerkan di sini membuktikan bahwa bahasa Lampung masih memiliki daya hidup dan daya ungkap yang luar biasa,” katanya.

Iskandar, Penanggung Jawab Lampung Literature, menyampaikan bahwa pameran ini merupakan upaya untuk menumbuhkan kembali elan vital bahasa Lampung melalui seni.

“Bahasa Lampung perlu dirayakan, diujikan, dan dijaga lewat berbagai medium. Melalui puisi, kami ingin memperlihatkan bahwa bahasa ini masih hidup dan relevan, sanggup menampung gagasan modern sekaligus menyuarakan akar budaya lokal,” ungkapnya.

Alya Roza, salah satu mahasiswa Prodi Bahasa Lampung Unila, mengaku senang bisa turut serta melestarikan bahasa Lampung di acara ini.

“Bahasa Lampung kelihatan elegan di sini. Jadi kita sadar, bahasa daerah tuh enggak kalah keren sama bahasa lain, asal dikemas dengan cara yang menarik. Jadi kita jangan fomo cuma belajar bahasa luar, korea, jepang, dan sebagainya. Bahasa kita juga keren. Lamen mak gham sapo lagei kidah,” katanya.

Selama tujuh hari, mulai 21 hingga 27 Oktober 2025, pameran ini terbuka untuk umum setiap pukul 09.00–16.00 WIB di lantai dua Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung. Pengunjung dapat menikmati karya-karya puisi dalam dua bahasa—Indonesia dan Lampung—yang dipadukan dengan pendekatan visual, menjadikan pengalaman membaca lebih tajam dan kaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *