Di tengah gemuruh pembangunan dan janji-janji manis tentang kemajuan ekonomi, pernyataan Presiden Prabowo Subianto Djojohadikusumo mengundang keprihatinan. Beliau menyederhanakan kompleksitas alam dengan menyatakan bahwa mengubah hutan tropis menjadi perkebunan sawit bukanlah deforestasi, hanya karena keduanya sama-sama memiliki daun dan menghasilkan oksigen. Logika ini tidak hanya mengabaikan kearifan leluhur, tetapi juga meremehkan hubungan mendalam antara manusia dan alam.
Pernyataan bahwa kebun sawit sama dengan hutan karena sama-sama menghasilkan oksigen adalah bentuk pemikiran yang tak Panjang. Ibarat menyamakan kolam renang dengan samudera karena keduanya sama-sama berisi air. Pemahaman ini sama sekali tidak menghargai kompleksitas ekosistem.
Dampak Ekologis nantinya yang akan mengancam yaitu
- Kehilangan Sistem Penyimpanan Air
Hutan tropis memiliki sistem perakaran kompleks yang berfungsi seperti spons raksasa, menyerap dan menyimpan air hujan. Sebaliknya, perkebunan sawit tidak mampu menjalankan fungsi ini, sehingga meningkatkan risiko banjir saat hujan dan kekeringan saat musim kemarau. - Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati
Konversi hutan menjadi kebun sawit mengancam berbagai spesies, seperti orangutan, harimau, dan gajah Sumatera. Hilangnya satu spesies dapat membawa dampak berantai pada ekosistem secara keseluruhan. - Perubahan Iklim
Hutan tropis menyimpan karbon dalam jumlah besar. Ketika hutan dibuka, karbon dilepaskan ke atmosfer, memperburuk krisis iklim. Perkebunan sawit tidak mampu menyamai kapasitas penyimpanan karbon hutan alami. - Kehidupan Masyarakat Adat dan Lokal
Hutan adalah sumber kehidupan masyarakat adat dan lokal. Konversi hutan berarti menghapus tradisi, kearifan lokal, dan cara hidup yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. - Warisan untuk Generasi Mendatang
Setiap hektar hutan yang hilang adalah pencurian terhadap masa depan anak cucu kita. Mereka berhak mewarisi hutan yang utuh, bukan hanya dari buku, tetapi dalam bentuk nyata yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Jalan Keluar
Industri sawit memang penting bagi perekonomian nasional, tetapi memperhatikan keberlangsungan juga tak kalah penting. Bisa saja dimulai dengan
- Optimalisasi Lahan yang Ada: Fokus pada lahan sawit yang sudah ada dengan peningkatan produktivitas melalui penggunaan bibit unggul dan teknologi pertanian modern.
- Pemanfaatan Lahan Non-Hutan : Lahan bekas tambang dan lahan terlantar dapat direhabilitasi untuk kebun sawit.
- Inovasi Teknologi: Penggunaan teknologi seperti drone, IoT, dan sistem irigasi pintar untuk meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga lingkungan.
- Pemberdayaan Petani Kecil: Memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani untuk mengadopsi metode budidaya modern.
- Pengembangan Industri Hilir: Memaksimalkan produk turunan sawit untuk memberikan nilai tambah tanpa perlu membuka lahan baru.
Hutan bukan hanya sebagai Lahan eksploitasi, tetapi ia sebuah ekosistem yang menopang kehidupan. Dengan mempertimbangkan kembali, dan menjaga keseimbangan alam, serta menghormati warisan yang telah diberikan, Kita tidak bisa menggantikan hutan tropis dengan perkebunan sawit tanpa konsekuensi besar.
*) Ayu Sinta Dewi