
Metro, 09 Oktober 2025 — Di tengah derasnya arus digital dan kompetisi dunia kreatif yang semakin ketat, seniman tak lagi cukup hanya mahir berkarya. Mereka juga dituntut mampu memasarkan hasil ciptaannya agar dikenal luas dan bernilai ekonomi. Menyadari pentingnya hal itu, Kementerian Ekonomi Kreatif (EKRAF) menggelar Workshop Promosi dan Pemasaran Seni di Idea Metro Creative Space, Kota Metro, dengan menghadirkan Solihin Utjok, pendiri Komunitas Ruang Pojok, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini diikuti puluhan pegiat seni rupa dan seni pertunjukan dari berbagai komunitas kreatif di Metro. Tujuannya sederhana namun berdampak besar: memperkuat kapasitas seniman agar mampu menembus pasar yang lebih luas di era digital.
Dalam sambutan pembuka, perwakilan EKRAF menekankan bahwa tantangan utama pelaku seni saat ini bukan lagi pada proses kreatif, tetapi pada strategi bagaimana karya itu bisa dikenal, diapresiasi, dan menghasilkan nilai ekonomi berkelanjutan.

Sebagai pembicara utama, Solihin Utjok membagikan kisah pengalamannya dalam mengembangkan Ruang Pojok, komunitas kreatif yang tumbuh dari semangat berbagi dan kolaborasi. Ia menekankan pentingnya membangun identitas merek pribadi (personal branding), mengenali audiens, serta menggunakan media sosial secara strategis untuk promosi karya seni.
“Kalau karya kita berhenti di studio, siapa yang tahu apa yang kita perjuangkan di dalamnya?” ujar Solihin di hadapan peserta, memancing keheningan sejenak sebelum disambut anggukan para seniman yang hadir.
Baginya, promosi bukan hanya soal menjual karya, tapi tentang menyampaikan nilai dan cerita di balik setiap proses penciptaan. Ia menegaskan, narasi yang kuat akan membuat karya seni lebih mudah diterima dan diingat publik.
Suasana workshop di Idea Metro berlangsung akrab dan interaktif. Peserta bebas berdiskusi, berbagi pengalaman, hingga merancang kolaborasi baru setelah sesi selesai. Sebagai salah satu ruang kreatif unggulan di Kota Metro, Idea Metro memang dikenal sebagai tempat bertemunya para pelaku industri kreatif lintas bidang.
Solihin juga berbagi perjalanan Ruang Pojok yang ia bangun dari nol bersama rekan-rekan seniman lokal. “Kami nggak punya modal besar, tapi kami punya waktu dan kemauan untuk bergerak bersama,” ujarnya, disambut tepuk tangan peserta. Kisah itu menjadi inspirasi tersendiri bagi para seniman yang juga berjuang dari ruang kecil dengan semangat besar.

Melalui kegiatan ini, EKRAF berharap lahir ekosistem seni yang lebih berdaya dan berkelanjutan di Kota Metro. Kegiatan serupa direncanakan akan dikembangkan dalam bentuk mentoring dan showcase karya peserta di masa mendatang.
Workshop Promosi dan Pemasaran Seni bersama Solihin Utjok di Idea Metro menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku seni lokal mampu menciptakan ruang baru bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah. Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi perayaan kolaborasi dan semangat seniman Metro untuk melangkah lebih jauh ke panggung nasional. (red)