Yulizar Lubay Tingkatkan Kompetensi Menulis Cerpen di Hari Ketiga Workshop Bengkel Sastra Generasi Muda Festival Bahasa dan Sastra Metro 2024
Metro, 2 Oktober 2024 – Festival Bahasa dan Sastra Metro 2024 terus memberikan pengalaman berharga bagi para pesertanya. Pada hari ketiga, Workshop Bengkel Sastra Generasi Muda menghadirkan Yulizar Lubay, seorang cerpenis ternama asal Lampung, yang membawakan materi tentang penulisan cerpen.
Bertempat di Taman Semilir Kota Metro, workshop yang berlangsung selama satu hari penuh ini dihadiri oleh lebih dari 20 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan pegiat sastra muda dari berbagai daerah di Provinsi Lampung dan sekitarnya. Antusiasme peserta terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan catatan yang dibuat selama sesi berlangsung.
Yulizar Lubay, yang dikenal luas sebagai “Cerpenis Lampung”, membuka workshop dengan membacakan salah satu cerpen pendeknya yang berlatar belakang kehidupan masyarakat Lampung. “Cerpen adalah jendela kecil yang membuka pemandangan luas tentang kehidupan,” ujar Lubay, mengawali diskusinya tentang esensi cerita pendek dalam khazanah sastra Indonesia.
Dalam sesi pertama, Lubay membahas tentang unsur-unsur penting dalam penulisan cerpen, mulai dari pemilihan tema, pengembangan karakter, hingga teknik penyusunan plot yang memikat. Ia menekankan pentingnya observasi dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar sebagai sumber inspirasi yang tak pernah habis bagi para penulis.
“Lampung, dengan keragaman budaya dan alamnya, adalah tambang emas bagi para cerpenis,” tegas Lubay. Ia mendorong para peserta untuk menggali kekayaan lokal dan mengangkatnya dalam karya-karya mereka, sehingga cerpen tidak hanya menjadi media hiburan tetapi juga dokumentasi sosial-budaya.
Sesi kedua workshop difokuskan pada praktik penulisan. Peserta diberi kesempatan untuk membuat kerangka cerpen berdasarkan tema yang telah ditentukan. Lubay berkeliling, memberikan masukan dan arahan kepada setiap peserta. “Saya melihat potensi luar biasa dari generasi muda Lampung. Mereka memiliki cerita-cerita unik yang layak untuk dibagikan kepada dunia,” komentar Lubay.
Salah satu highlight dari workshop ini adalah sesi kritik dan saran terhadap karya-karya peserta. Beberapa peserta berkesempatan untuk membacakan cerpen singkat mereka, yang kemudian dianalisis dan diberi masukan oleh Lubay dan peserta lainnya. Proses ini menciptakan atmosfer pembelajaran yang interaktif dan konstruktif.
Lubay juga berbagi pengalamannya dalam menghadapi tantangan sebagai penulis cerpen di era digital. Ia memberikan tips praktis tentang bagaimana memanfaatkan platform online untuk mempublikasikan karya dan membangun jaringan dengan sesama penulis dan pembaca. “Di zaman sekarang, menjadi penulis bukan hanya tentang menulis, tetapi juga tentang bagaimana membuat karya kita ditemukan dan dibaca,” jelasnya.
Workshop ini juga membahas tentang perkembangan cerpen kontemporer Indonesia dan posisi cerpen Lampung dalam peta sastra nasional. Lubay mengajak peserta untuk memahami tradisi cerpen Indonesia sambil tetap berani berinovasi dan mencari suara unik mereka sendiri.
Menjelang akhir acara, diadakan sesi tanya jawab yang sangat interaktif. Banyak peserta yang antusias menanyakan berbagai hal, mulai dari tips mengatasi kebuntuan ide hingga strategi untuk menerbitkan kumpulan cerpen. Lubay menjawab setiap pertanyaan dengan penuh semangat dan kebijaksanaan, memberikan inspirasi dan motivasi kepada para peserta.
Ketua Panitia Festival, Solihin “Utjok”, mengungkapkan kepuasannya atas jalannya workshop hari ketiga ini. “Kehadiran Yulizar Lubay telah memberikan perspektif baru dan semangat baru bagi para peserta. Kami yakin workshop ini akan melahirkan cerpenis-cerpenis muda berbakat dari Lampung,” ujarnya.
Dengan berakhirnya workshop hari ketiga, Festival Bahasa dan Sastra Metro 2024 semakin memantapkan posisinya sebagai wadah pengembangan bakat sastra di Lampung. Panitia mengumumkan bahwa rangkaian acara akan dilanjutkan dengan lomba penulisan cerpen, diskusi panel tentang masa depan sastra Lampung, dan pameran buku karya penulis-penulis Lampung.
Penulis : Dwi Kurniawan
Editorial : Amin Budi Utomo